TANGERANG - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyebut terbatasnya daerah tangkapan air ditambah curah hujan tinggi di hulu menjadi salah satu penyebab timbulnya titik banjir di sejumlah wilayah Kota Tangerang. Namun begitu, semua wilayah-wilayah yang sebelumnya terendam kini dinyatakan telah kering. Melihat kondisi itu, Pemkot berencana menawarkan dua solusi alternatif sebagai upaya meminimalisir banjir di masa yang akan datang.
“Kita (Pemkot Tangerang) menawarkan solusi, karena Kali Angke sudah tidak mumpuni. Maka harus disodet, karena Cisadane kan tidak ada limpasan air. Misalnya ada sodetan ke Cisadane. Atau yang kedua tanggul-tanggul yang sudah dibangun pemerintah pusat lebih ditinggikan lagi, ” ujarnya kepada awak media, Senin (12/09/2022) pagi di ruang kerjanya.
Arief mengatakan, air yang merendam sejumlah kawasan hampir semua berasal dari limpasan lantaran tidak efektifnya fungsi tanggul. Karenanya, Pemkot Tangerang sangat berharap dukungan1 pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi.
“Mereka juga sudah tahu kok, setiap banjir ditengokin, tapi sekarang konkretnya mau diapakan ini. Maka kita berharap dengan bimbingan pemerintah pusat dan provinsi ini akan ada langkah konkret, jangan saling melempar. Jadi jangan sampai bilang kita mau pasang turap nih, tapi tanahnya belum dibebasin sama pemda, lha kita juga keuangannya sudah sangat terbatas, ” ucapnya.
Arief menegaskan, semula pemda memprediksi tahun ini APBD Kota Tangerang bisa pulih seperti sebelum Covid-19, namun kenyataannya masih belum terwujud. Parahnya kini kondisi itu makin terbebani dengan adanya inflasi.
“Makanya harus ada solusi kreatif inovatif yang kita harap mungkindari pengalamannya pemerintah pusat kita bisa terapkan di sini supaya tuntas, ” ucapnya.
Tak dipungkirinya meski telah diturap, tapi lantaran belum selesai 100 persen, maka daerah-daerah tertentu tetap timbul banjir.
“Memang turapnya belum full 100 persen, tapi kan yang harusnya sudah terturap harusnya aman kondisinya, tapi kenyataan memang tidak demikian. Maka kita coba
tawarkan yang berkaitan dengan manajemen air. Jadi mungkin antara satu sungai dengan sungai lainnya harus terinterkoneksi sehingga beban yang berat bisa dialihkan ke area-area yang masih bisa menampung, ” ucapnya. (Red)